Tari Maengket Minahasa

Riverspace.org – Tari maengket merupakan tari tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Utara atau dari suku Minahasa. Tarian maengket biasanya akan ditampilkan secara massal (penari dalam jumlah banyak), baik penari pria maupun wanita.

Tari maengket berasal dari Minahasa Provinsi Sulawesi Utara ini cukup terkenal di daerah setempat dan masih tetap dipertahankan hingga sekarang ini. Pada umumnya tarian ini kerap ditampilkan di dalam berbagai acara seperti panen raya, upacara adat, penyambutan, hiburan dan lain-lain.

Memang benar sih, jika berbicara tentang kebudayaan yang dimiliki negara Indonesia, rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Sebab seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap daerah mempunyai adat dan kebudayaan yang beragam.

Lantas apa saja sih penjelasan yang akan saya berikan dalam artikel kali ini? Biar tidak semakin penasaran, langsung saja simak uraian-uraian dibawah ini, mulai dari pengertian hingga fungsinya.

Contents

Sejarah Tari Maengket

Gambar sejarah maengket

Berdasarkan catatan sejarah tari maengket, nama maengket sendiri diambil dari kata “engket” yang berarti mengangkat tumit naik turun dan diberikan tambahan “ma” yang kemudian dapat diartikan menari dengan tumit naik turun.

Tarian maengket telah ada sejak suku Minahasa mengenal sistem pertanian, yakni sekitar abad ke-7.

Namun ada juga berbagai sumber yang mengatakan bahwa nama maengket diambil dari kata “engket” yang artinya pasang, nyalakan, buka jalan. Lalu diberikan tambahan pada depannya berupa “ma” sebagai bentuk kata kerja.

Maka berdasarkan penggabungan tersebut, dapat dikatakan bahwa tari maengket diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menerangi, membuka jalan dan menyatukan masyarakat.

Tari maengket berasal dari Minahasa biasanya akan ditampilkan untuk memeriahkan upacara panen raya sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada yang pencipta atas diberikannya hasil panen yang melimpah.

Seperti yang telah saya singgung di bagian pembukaan diatas, bahwa tarian ini ditampilkan secara massal dan ditarikan berpasangan, bisa laki-laki dan perempuan, maupun perempuan semua atau laki-laki semua.

Makna dan Fungsi Tari Maengket

Gambar penari sedang tampil

Tarian maengket dulunya merupakan tari yang ditampilkan untuk memeriahkan upacara panen raya oleh masyarakat Minahasa. Banyak yang memaknai tarian ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan kebahagiaan masyarakat atas hasil panen yang mereka peroleh.

Akan tetapi, jika melihat bentuk pertunjukan dan gerakan, makna tari maengket sekarang ini bukan hanya menggambarkan rasa syukur saja. Namun ada penggambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat Minahasa.

Baca Juga Tari Saman Aceh

Babak dan Gerakan Tari Maengket

Gambar penampilan maengket

Ragam gerakan tari maengket berasal dari daerah Minahasa pada dasarnya cenderung didominasi gerak yang gemulai dengan cara kaki berjinjit-jinjit. Gerak tari ini cukup sederhana dan dilakukan secara berpasang-pasang, namun tetap serentak dan kompak.

Salah satu gerakan yang berbeda di dalam tarian maengket hanyalah kapel (pemimpin tarian) yang nampak mencolok dengan kostum yang berbeda juga.

Secara keseluruhan, tari maengket memiliki tiga babak di dalam setiap penampilannya, antara lain:

1. Maowey Kamberu

Babak ini akan diisi dengan pemimpin tari yang menjentikkan jari dengan tujuan untuk mengundang dewi turun ke bumi. Gerak jentikkan jari juga menjadi tanda bahwa sudah akan dimulainya tarian.

Filosofi yang terkandung di dalam gerakan ini adalah ungkapan syukur kepada Tuhan atas diberikannya hasil panen yang melimpah ruah.

2. Marambak

Babak kedua berupa merambak ini berasal dari kata “rambak” yang berarti menghentakkan kaki ke lantai. Pada babak ini memiliki penggambaran semangat gotong royong masyarakat Minahasa.

Ketika masa lalu, masyarakat Minahasa membangun rumah dengan cara bergotong royong dan saling bergantian. Oleh sebab itu, biaya dan tenaga akan ditanggung bersama-sama dan sebagai sarana penguat ikatan persaudaraan.

3, Lalayaan

Babak terakhir dari tari maengket adalah laya’an yang berasal dari kata ”tambak” memiliki arti ingat atau mengingat. Di dalam babak ini mempunyai gambaran tentang pemuda-pemudi Minahasa mencari jodoh.

Pada babak terakhir ini, semua penari akan bergandengan tangan dalam formasi lingkaran atau berhadap-hadapan antara penari laki-laki dan perempuan.

Kostum Tari Maengket

Gambar busana penari

Kostum atau busana yang digunakan oleh para penari ketika menampilkan tari maengket berupa pakaian adat. Untuk penari perempuan akan menggunakan kebaya putih berhiasan renda dan bawahan berupa kain panjang khas Sulawesi Utara dengan bagian kepala diberikan konde dan hiasan.

Penari pria akan menggunakan kostum lengan panjang model baniang, celana panjang, dan ikat kepala bermotif gunung. Semua penari, kapel (pemimpin dan kelompok musik pengiring tidak akan menggunakan alas kaki ketika menampilkan tarian ini.

Sedangkan properti tari maengket yang akan digunakan dalam penampilannya adalah sapu tangan yang dipegang oleh setiap penari.

Tata Rias Penari Maengket

Gambar riasan penari maengket

Dalam segi riasan, para penari maengket sebenarnya tidak memiliki aturan yang spesifik atau pakem. Sebab pada zaman dulu penari ada juga yang tidak menggunakan riasan ketika tampil.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sekarang ini semua penari sudah menggunakan riasan untuk memperindah penampilan mereka. Sedangkan untuk penari laki-laki tidak terdapat aturan yang mengharuskan mereka menggunakan riasan.

Baca Juga Tari Sekapur Sirih

Musik Pengiring Tarian

Gambar iringan

Tari maengket di dalam setiap penampilannya akan menggunakan gendang (tambor) sebagai alat musik pengiring. Gendang atau tambur yang dipakai berukuran besar dan sedang.

Namun seiring perkembangan zaman, alat musik pengiring mulai ditambahkan lagi, seperti gong, dan tetengkoren (alat komunikasi masyarakat Minahasa zaman dulu yang terbuat dari bambu).

Akan tetapi, untuk alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi tari maengket adalah tambur, tetengkoren, dan bonang.

Sementara dalam segi lagu yang dipakai untuk mengiringi tarian maengket merupakan syair yang dinyanyikan oleh para penari itu sendiri. Syair yang dipakai ini mengungkapkan atas menceritakan tentang tiga babak dalam tarian yang sudah saya bahas diatas.

Syair yang digunakan ini bukan hanya terpaku pada satu jenis syair saja, namun banyak bahasa. Sebab pada dasarnya masyarakat suku Minahasa merupakan satu kesatuan yang berasal dari beberapa etnis yang mendiami daerah Sulawesi Utara.

Pencipta dari syair ini dipakai dalam tarian tradisional maengket hingga sekarang antara lain Johanis Posumah, Jan Rumagit, dan Samuel Assa.

Perkembangan Tari Maengket

Gambar perkembangan maengket

Ketika masa lalu, tarian ini dipentaskan dalam acara perayaan atas diberikan nya panen melimpah. Oleh sebab itu, dalam masa sekarang ini tidak hanya dipentaskan ketika acara panen raya saja, namun dalam acara festival budaya, acara penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, bahkan menjadi daya tarik wisatawan.

Pola Lantai Tari Maengket

Gambar jenis pola lantai

Jika membahas tentang kebudayaan Indonesia, pastinya banyak sekali yang bertanya-tanya tentang jenis pola lantai apa sih yang digunakan. Nah, begitupun dengan tarian maengket ini, lantas apa sih pola lantai tari maengket dari Minahasa ini?

Pada dasarnya, pola lantai tari tradisional maengket dari Minahasa Provinsi Sulawesi Utara ini menggunakan jenis pola lantai bentuk segitiga, persegi panjang dan pola lantai melingkar.

Baca Juga Tari Baksa Kembang

Akhir Kata

Mungkin hanya itu saja sedikit penjelasan yang dapat saya berikan tentang tarian tradisional Indonesia yang berasal dari Minahasa Sulawesi Utara ini. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda dalam bidang budaya Indonesia.

Tinggalkan komentar