Unsur Intrinsik Cerita Wayang Lengkap

Riverspace.org – Salah satu bentuk cerita yang populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah cerita pewayangan. Teks ini juga memiliki unsur intrinsik cerita wayang, sama halnya dengan berbagai macam teks-teks dalam bahasa Indonesia lainnya.

Cerita wayang merupakan salah satu pusaka seni budaya dan bentuk warisan dari leluhur bangsa Indonesia. Di dalam setiap kisah pewayangan pasti akan terselip banyak nasehat dan pelajaran luhur, kemudian contoh-contoh kebajikan, dan juga keutamaan dalam kehidupan manusia. Baca Juga: Cerita Wayang Gatotkaca Bahasa Jawa Singkat

Contents

Pengertian Cerita Wayang

Cerita wayang merupakan teks cerita yang berisi kisah runtut tentang kehidupan tokoh pewayangan yang telah menjadi legenda di Indonesia. Cerita ini diambil dari epos Mahabharata maupun Ramayana yang dapat berwujud sebagai tontonan maupun dalam bentuk bacaan.

Tujuan mempelajari cerita wayang cukup banyak, namun salah satu yang paling utama adalah dapat mengambil pelajaran dari dalam cerita. Tak hanya itu saja, dengan mempelajari cerita wayang dapat merupakan salah satu bentuk wujud melestarikan budaya asli dari Indonesia.

 

Struktur Cerita Wayang

Teks cerita wayang disusun menurut struktur atau susunan tertentu, sehingga tidak bisa sembarang diubah. Sedangkan struktur cerita wayang yang benar adalah dimulai dari pembuka, kemudian pasulayan, pangudare prakara, dan terakhir koda. Berikut penjelasannya:

1.      Pembuka (Orientasi)

Pembuka seperti namanya merupakan bagian yang digunakan untuk membuat atau menceritakan bagaimana kisah awal dari cerita. Biasanya, di dalam bagian pembuka ini akan berisi tentang sudut pandang, kemudian pengenalan tokoh cerita alias peraga, suasana, dan juga kejadian yang membuka cerita.

2.      Pasulayan (Komplikasi)

Setelah bagian pembuka sudah usai, maka akan dilanjutkan dengan bagian pasulayan atau komplikasi dalam cerita wayang. Nah, pada bagian ini akan berisi tentang kisah dan sudah muncul perkara atau masalah, sehingga pada akhirnya muncullah puncak cerita sebagai konflik.

3.      Pangudare Prakara (Resolusi)

Bagian ketiga adalah pangudare prakara alias resolusi yang merupakan kilas balik dari klimaks atau dapat diartikan sebagai akhir penyelesaian dari konflik di dalam cerita. Intinya, di bagian ini akan dikisahkan bagaimana penyelesaian dari sebuah perkara yang ada di bagian pasulayan.

4.      Koda (Penutup)

Sedangkan di bagian akhir cerita wayang ada struktur yang namanya koda alias penutup. Seperti namanya, bagian ini berisi tentang kisah akhir dalam cerita wayang dan biasanya menjabarkan tentang kesimpulan dari isi cerita secara keseluruhan secara singkat.

 

Jenis Cerita Wayang

Jenis Cerita Wayang Sumber Cerita Keterangan
Wayang Purwa Epos Ramayana atau Mahabharata (India) Wujud boneka atau kulit
Wayang Madya Epos Mahabharata (Jawa) Wujud boneka atau kulit
Wayang Gedhog Epos Mahabharata (Jawa) Wujud boneka atau kulit
Wayang Beber Epos Panji Wujud boneka atau kulit
Wayang Sadat Mitos para Wali (Islam) Wujud boneka atau kulit
Wayang Wahyu Mitos Nabi atau Santa (Kristen) Wujud boneka atau kulit
Wayang Kancil Dongeng atau Fabel (Jawa) Wujud boneka atau kulit
Wayang Pembangunan Indonesia Pos – Kolonial Wujud boneka atau kulit
Wayang Golek Epos Ramayana atau Mahabharata (India) Wujud boneka atau kayu
Wayang Golek Epos Arab atau Persia (Islam) Wujud boneka atau kayu
Wayang Krucil Epos Damar Wulan Wujud boneka atau kayu
Wayang Wong Epos Ramayana atau Mahabharata (India) Wujud wong alias orang
Wayang Topeng Epos Mahabharata (India) Wujud Wong alias orang yang memakai topeng

 

Unsur Intrinsik Cerita Wayang

Unsur Intrinsik Cerita Wayang
Unsur Intrinsik Cerita Wayang

Informasi selanjutnya yang akan dibahas adalah mengenai unsur intrinsik cerita wayang yang terdiri dari enam poin. Unsur intrinsik ini juga disebut dengan nama lain, yakni unsur bathin alias batin. Berikut ini penjelasan lengkapnya:

1.      Tema

Unsur intrinsik yang pertama adalah tema atau inti dari sebuah cerita. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh cerita wayang Mahabharata yang memiliki tema berupa konflik keluarga besar antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan kekuasaan.

Selain itu, ada contoh lain yakni cerita wayang Ramayana yang mana di dalam cerita terdapat tema penculikan Dewi Sinta istri dari Sri Rama yang dilakukan oleh Rahwana dikarenakan sebuah dendam dari adiknya.

2.      Alur

Alur merupakan urutan rangkaian peristiwa dari awal hingga akhir dalam sebuah cerita wayang. Sama halnya dengan teks cerita lain, alur cerita wayang terdiri dari alur maju, kemudian alur mundur, dan alur campuran.

3.      Paraga lan Pamaragan

Unsur ketiga adalah paraga lan pamaragan atau dalam bahasa Indonesia adalah tokoh dan penokohan. Unsur ketiga ini adalah tokoh-tokoh yang terlibat di dalam cerita beserta dengan wataknya masing-masing, misalnya saja dalam unsur instrinsik cerita wayang Mahabharata seperti berikut:

  • Pandawa (Yudistira, Bimasena, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) memiliki watak yang baik dan juga pemberani.
  • Kurawa (Duryudana, Dursasana, dan lainnya) memiliki watak yang sangat licik, kejam, dan suka sekali marah.
  • Sengkuni, paman Kurawa, memiliki watak cerdas namun juga licik dan digunakan untuk menghasut pihak Kurawa.
  • Karna, kakak pertama Pandawa yang dibuang memiliki watak dermawan, teguh pada janji, namun terkadang sedikit sombong.
  • Krisna, saudara sepupu Pandawa memiliki watak yang sangat bijaksana.

4.      Latar atau Setting

Unsur intrinsik latar atau setting terdiri atas tiga perkara, yakni latar wektu (waktu), panggonan (tempat), dan juga swasana (suasana).

5.      Pamawas (Sudut Pandang)

Pamawas dalam cerita wayang terdiri dari dua hal, yakni utama purusa yang merupakan sudut pandang orang pertama dan pratama purusa yang merupakan sudut pandang dari orang ketiga.

6.      Piweling (Amanat)

Unsur terakhir dalam cerita wayang adalah adanya piweling alias amanat yang dapat diambil dari cerita. Misalnya saja dalam cerita wayang Mahabharata dapat ambil pelajaran bahwa sebuah kebenaran pasti akan selalu menang dan kejahatan sudah pasti akan mendapatkan kekalahan.

Unsur Ekstrinsik Cerita Wayang

Sedangkan untuk unsur ekstrinsik dalam sebuah cerita wayang terdiri dari unsur lahir, yakni sosial internal yang merupakan latar belakang penulis dan juga sosial eksternal yang berasal dari zaman, politik, sosial, budaya, dan lain sebagainya.

Selain unsur intrinsik cerita wayang, teks cerita satu ini juga memiliki unsur ekstrinsik seperti yang telah dijelaskan di atas. Ada banyak cerita wayang yang mungkin sudah sangat familiar bagi para pembaca, misalnya saja kisah-kisah putra Pandawa dan Kurawa serta kisah lainnya.

Tinggalkan komentar