Tari Dayak

Riverspace.org – Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beragam, seperti Suku Dayak yang kaya akan keanekaragamannya. Bukan hanya terkenal dengan pasukan merah dan burung enggangnya saja, tapi juga memiliki kesenian yang unik.

Salah satu kesenian yang dimiliki oleh Suku Dayak adalah dalam bidang tarian tradisional yakni tari dayak. Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan untuk Anda tentang 16 tarian tradisional dari Dayak yang indah dan unik.

Apa saja sih tariannya? Langsung saja kita simak pembahasan dibawah ini.

Contents

Tari Adat Dayak Monong

Tari Dayak yang pertama adalah monong yang mempunyai nama lain tari manang. Tarian ini sendiri awalnya adalah dari terapi kuda yang sedang mengalami sakit, dan diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai usaha untuk menangkal penyakit.

Ketika pertunjukannya digelar, para penari akan bertingkah seperti seorang dukun dengan mengucapkan jampi-jampi dan sangat kental dengan suasana mistis.

Tarian ini juga sering disebut oleh masyarakat Dayak sebagai tari baliat. Di dalam jenis tarian ini, para pemain yang sakit juga ikut menari dan didampingi oleh seorang dukun.

Tari Gantar

Tari gantar Dayak adalah jenis tarian tradisional yang menggambarkan gerakan orang sedang menanam padi. Properti tongkat yang dibawa oleh para penari memiliki penggambaran kayu penumbuk, sementara bumbu dan biji-bijian di dalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.

Tarian Dayak satu ini cukup terkenal dan kerap dipentaskan dalam penyambutan tamu pada acara-acara penting. Tarian gantar ini bukan hanya terkenal di Suku Dayak Tanjung saja, namun sudah di kenal juga oleh Suku Dayak Benuaq.

Tari gantar sendiri memiliki 3 jenis, antara lain sebagai berikut:

  1. Gantar Busai.
  2. Tari Gantar Senak ataupun Gantar Kusak.
  3. Gantar Rayatn.

Tari Kancet Papatai

Tarian tradisional Suku Dayak selanjutnya adalah tari kancet papatai yang mengisahkan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah yang berperang melawan musuhnya. Tari Dayak kancet papatai ini mempunyai gerakan yang cukup lincah, gesit, penuh semangat dan biasanya diikuti oleh suara pekikikan para penari.

Pada saat pertunjukan tarian ini, para penari akan menggunakan pakaian adat Dayak Kenyah yang dilengkapi peralatan perang seperti mandau, perisai, dan baju perang. Tarian ini biasanya akan diiringi oleh lagu Sak Paku dan hanya memakai alat musik sampe.

Tari Kancet Ledo

Tari tradisional Dayak kancet ledo ini memiliki penggambaran sebagai kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah. Sementara tari kancet ledo memiliki penggambaran dari kelemah lembutan seorang gadis Dayak yang diumpamakan seperti batang padi yang meliuk-liuk lembut apabila tertiup angin.

Tarian ini umumnya akan dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai busana tradisional Suku Dayak Kenyah, dan di kedua belah tangannya memegang rangkaian ekor burung enggang. Tari Dayak ini akan dipentaskan diatas sebuah gong, maka dari itulah tarian ini disebut dengan tari gong.

Tari Kancet Lasan

Tarian adat Dayak yang satu ini berbeda dengan kedua tari kancet diatas yang menggambarkan suku Dayak Kenyah. Pada tarian ini lebih menggambarkan maskot dari Suku Dayak, yaitu burung enggang.

Burung enggang merupakan burung yang sangat dihormati dan dimuliakan oleh Suku Dayak, sebab dianggap menjadi tanda keagungan dan kepahlawanan.

Tarian ini biasanya akan dibawakan oleh seorang penari tunggal perempuan Suku Dayak Kenyah yang sama gerakan dan posisinya sama dengan kancet ledo. Akan tetapi yang menjadi pembeda adalah penarinya tidak menggunakan gong dan bulu burung enggang.

Sang penari biasanya akan melakukan gerakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut yang menyentuh lantai. Jenis tarian ini lebih menekankan pada gerakan burung enggang ketika terbang melayang dan hinggap di pepohonan.

Baca Juga Tari Kecak

Tari Dayak Hudoq

Tari Dayak hudoq merupakan tarian yang berkembang di dalam keseharian masyarakat Dayak Bahau dan Modang. Tarian ini mempunyai hubungan yang cukup erat dengan upacara keagamaan dan memiliki tujuan untuk memperoleh kekuatan dalam menghadapi hama perusak tanaman dan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang melimpah serta memuaskan.

Tarian ini umumnya akan dipentaskan dengan memakai properti topeng kayu yang mirip berbagai binatang buas. Selain itu, dilengkapi juga dengan daun pisang atau daun kelapa untuk penutup tubuhnya.

Tari Dayak Hudoq Kita’

Tari Dayak hudoq kita’ ini aslinya sama saja dengan tari hudoq dari Suku Dayak Bahau dan Modang. Kedua jenis tarian ini mempunyai kegunaan yang sama, yakni sebagai upacara penyambutan tahun tanam atau untuk menyampaikan rasa terimakasih atas hasil panen yang diperoleh.

Namun dari keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas untuk dilihat, yaitu di bagian properti yang digunakan seperti topeng, gerakan dan iringan tarian. Sementara dalam hal pakaian, tari hudoq kita’ ini memakai baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai sarung, sementara topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi ukiran khas Dayak Kenyah.

Tari Kuyang

Tari Dayak kuyang merupakan tarian adat yang berasal dari Suku Dayak Benuaq sebagai pengusir hantu-hantu yang menjaga pepohonan besar dan tinggi. Dalam tujuan ini adalah agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.

Tari Serumpai

Tari serumpai Suku Dayak Benuaq adalah tarian tradisional yang dipakai untuk menolak balak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Tarian ini disebut dengan nama serumpai sebab ketika pertunjukannya akan diiringi oleh alat musik serumpai (sama seperti seruling bambu).

Tari Pecut Kina

Tari pecut kina ini merupakan bentuk penggambaran perpindahan Suku Dayak Kenyah yang berpindah tempat dari daerah Apo Kayu (Kab. Balungan) ke daerah Long Segar (Kab. Kutai Barat) yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Tari Belian Bawo

Upacara belian bawo ini digunakan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain-lain. Setelah adanya perubahan menjadi bentuk tari, tarian yang berasal dari Suku Dayak Benuaq ini kerap dipentaskan pada acara-acara penerimaan tamu dan acara kesenian lainnya.

Baca Juga Tari Bondan Payung

Tari Ngerangkau

Tari ngerangku ini adalah salah satu dari sekian banyaknya tarian adat untuk peristiwa kematian dari Suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ngerangkau ini memakai properti berupa alat penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara tersusun dalam posisi mendatar, sehingga menghasilkan irama tertentu.

Tari Dayak Datun

Tari Dayak Datun ini biasanya akan dilakukan secara bersamaan oleh gadis Suku Dayak Kenyah dengan jumlah penari yang tidak menentu, bisa 10 hingga 20 orang. Berdasarkan cerita yang tersebar di Suku Dayak, tarian bersama ini diciptakan oleh kepala Suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda rasa syukur dan kegembiraan berkat lahir cucunya dengan selamat.

Tari Baraga’ Bagantar

Tari baraga’ begantar ini pada mulanya adalah berupa acara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Lalu upacara ini diubah ke dalam bentuk tarian tradisional Suku Dayak Benuaq.

Tari Dayak Leleng

Tari leleng ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Utan Along yang dinikahkan secara paksa oleh orang tuanya dengan pemuda yang tidak ia cintai. Sebagai wujud penolakannya, ia kemudian melarikan diri ke dalam hutan.

Pertunjukan tarian ini biasanya akan diiringi oleh nyanyian lagu leleng.

Tari Ajat Temui Datai

Tarian ajat temui datai ini berasal dari Suku Dayak Iban Kalimantan Barat yang memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta atas kedatangan tamu di tanah Kalimantan Barat.

Dengan semakin cepatnya perkembangan zaman, tarian ini dipakai untuk menyambut berbagai tamu kenegaraan. Ada berbagai kriteria yang akan mendapatkan penyambutan tarian ini, seperti pemimpin daerah lain yang ingin menjalin kerjasama atau sekedar menghadiri undangan.

Baca Juga Tari Monong

Tari Betandik

Tari tradisional Betandik ini berasal dari Suku Dayak Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan yang cukup memukau para penonton. Tarian betandik adalah salah satu inti dari proses yang cukup panjang adat Aruh Baharin yang umumnya dilakukan oleh warga Dayak untuk ritual supaya hasil panen berhasil dengan baik.

Mungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan tentang macam-macam tarian adat yang dimiliki Suku Dayak. Semoga dapat menambah pengetahuan Anda dalam bidang warisan budaya nenek moyang negara Indonesia.

Tinggalkan komentar