Tari Buyung Cigugur

Riverspace.rog – Tari buyung merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari Cigugur, Kabupaten Kuningan sebagai daerah asalnya. Tarian ini menjadi simbolik dari nikmat yang diberikan oleh Tuhan tentang alam semesta yang indah dan bermanfaat bagi manusia, contohnya berupa air.

Lalu kapan tari buyung biasanya dipentaskan? Tarian buyung ini akan ditampilkan ketika upacara Seren Taun yang diadakan pada bulan Rayagung untuk penanggalan Jawa. Berbagai ragam gerakan yang ada di dalam tarian ini memiliki banyak makna dan filosofi  dalam kehidupan.

Namun, apakah Anda sebelumnya sudah mengerti tentang asal usul, ragam gerak dan juga properti tari buyung? Apa jangan-jangan malah belum tau sama sekali?

Jika Anda belum mengerti informasi seputar tari tradisional dari Cigugur ini, langsung saja simak penjelasan yang saya berikan dibawah ini.

Contents

Sejarah Tari Buyung

Asal mula terciptanya tari buyung

Tidak jauh berbeda dari sedikit keterangan yang saya berikan diatas, tari buyung merupakan kesenian tari tradisional berasal dari kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berdasarkan catatan sejarahnya, tari buyung berasal dari Jawa Barat ini telah ada sejak zaman dahulu dan diyakini sebagai salah satu warisan budaya Masyarakat Kuningan.

Tari tradisional khas masyarakat Kuningan ini akan di pertunjukan ketika ada perayaan adat berupa Seren Taun. Perayaan ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas diberikannya kelimpahan panen raya padi.

Tradisi upacara ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajajaran, yang ditandai sebagai pujian mengagungkan Nyi Pohaci Sanghyang Aci. Ketika masa lalu, tradisi ini menjadi suatu kepercayaan animesme dan dinamisme untuk memuja arwah nenek moyang sesuai ajaran agama Hindu dan Budha.

Sejarah terciptanya tarian buyung kurang lebih pada tahun 1969 dari hasil kreasi Emilia Djatikusumah, yakni istri dari sesepuh adat bernama Pangeran Djatikusumah. Selain itu, terciptanya juga sebab melihat kebiasaan para wanita yang mengambil air menggunakan buyung.

Makna Tari Buyung

Makna filosofis tarian buyung

Pastinya banyak yang bertanya tentang apa makna tari buyung itu sendiri? Tari tradisional dari Kuningan ini mengandung makna untuk mengajak manusia supaya lebih mencintai alam semesta dimanapun berada.

Tari buyung ini berfungsi sebagai tarian inti pada acara Seren Taun yang diadakan oleh masyarakat Kuningan, Jawa Barat. Bukan hanya itu saja, tarian buyung juga ditarikan sebagai simbolik atas rasa syukur kepada sang pencipta alam semesta, seperti sumber air yang melimpah.

Nama tariannya sendiri diambil dari kata buyung, yakni alat yang dipakai untuk mengambil air ketika zaman dahulu oleh masyarakat Kuningan. Bahan dasar pembuatan alat ini berupa logam atau tanah liat yang dipakai oleh wanita zaman dahulu.

Biasanya air yang diambil menggunakan alat ini adalah danau, air sungai dan berbagai sumber air lainnya. Banyak yang percaya bahwa gerak lembut dan nuansa ketika bulan purnama menjadi dasar terciptanya tari ini.

Tari buyung seolah-olah menggambarkan kisah keseharian gadis desa yang mandi bersama di sungai atau lainnya. Kemudian mereka setelah mandi akan mengambil air dari pancuran Ciereng memakai buyung.

Gerakan Tari Buyung

Ragam gerak tarian buyung

Di dalam ragam gerak tarian buyung, ternyata masing-masing mengandung makna yang tersirat. Berikut ini yang termasuk gerakan dalam tari buyung adalah:

  • Gerakan Penari Bersimpuh di Bawah

Gerak ini menggambarkan tentang bagaimana masyarakat sedang memohon kepada Sang Pencipta alam semesta supaya diberikan perlindungan dari segala bahaya.

  • Gerakan Penari Ketika Buyung Diankat Dari Kepala Untuk Mengambil Air

Ragam gerakan yang ada di dalam tarian buyung ini mempunyai makna berupa air adalah sumber kehidupan bagi manusia. Tak peduli dimanapun manusia itu berada, tetap saja mereka akan membutuhkan air sebagai kebutuhan pokok.

  • Gerakan Ketika Naik ke Atas Kendi Sembari Membawa Buyung di Kepala

Gerak ini sebenarnya cocok dengan kiasan “dimana bumi dipijak, maka disitulah langit dijunjung”. Gerakan membawa buyung diatas kepala penari pastinya membutuhkan keseimbangan.

Sedangkan makna yang terkandung dalam gerakan ini berupa semua kehidupan manusia akan membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan pikiran.

  • Gerakan Penari Ketika Bergandeng Sejajar

Bentuk gerakan yang dilakukan oleh penari dengan cara bergandengan tangan kemudian diikuti langkah seirama. Sedangkan makna yang terkandung di dalam tarian ini berupa semua masyarakat harus saling bertoleransi, tidak membeda-bedakan agama, suku dan ras.

Baca Juga Tari Serimpi Jawa Tengah

Musik Pengiring Tari Buyung

Pengiring musik dalam penampilan tari buyung

Setiap kesenian tari tradisional pastinya memiliki alat musik yang digunakan untuk mengiringi setiap penampilan. Pasti Anda juga bertanya-tanya tentang alat musik apa saja sih yang digunakan dalam tari buyung ini, iya kan?

Tari buyung asal daerah Kuningan, Jawa Barat ini menggunakan alat musik berupa kecapi rincik, kendang, seruling, gong dan kecapi indung. Perbedaan antara kecapi rincik dan kecapi indung terletak pada segi ukurannya, yakni kecapi rincik lebih kecil jika dibandingkan kecapi indang.

Properti Tari Buyung

Properti dan aksesoris penari buyung

Penggunaan properti tari yang tepat akan menciptakan karya seni yang indah dan menarik untuk dilihat para penonton, serta menambah ciri khas tarian itu sendiri. Sedangkan  properti tari buyung adalah sebagai berikut:

1. Buyung

Buyung merupakan properti yang digunakan serta menjadi ciri khas atau karakteristik dari tari buyung. Biasanya alat ini dibuat menggunakan bahan berupa tanah liat atau logam.

Alat ini dulunya digunakan oleh masyarakat sebagai tempat untuk mengambil air dari sungai, danau, ataupun mata air lainnya. Biasanya yang sering menggunakan alat ini adalah wanita pada zaman dulu.

2. Kendi

Tari buyung menggunakan properti tari berupa kendi di dalam setiap pertunjukannya. Alat ini terbuat dari tanah liat yang berfungsi sebagai tempat menyimpan air.

Kendi juga banyak digunakan di dalam berbagai upacara, seperti pernikahan, kematian dan acara pengukuhan atau penobatan.

3. Apok

Properti apok sendiri merupakan kostum yang digunakan oleh penari ketika penampilan tarian buyung. Bahan dasar untuk pembuatan apok adalah berupa kain songket, kain ini digunakan penari untuk membungkus tubuhnya supaya terlihat lebih menarik.

4. Kebaya

kebaya merupakan baju tradisional yang umumnya dibuat dari bahan yang tipis serta menjadi pakaian yang digunakan oleh penari buyung. Pada umumnya kebaya ini akan digunakan bersama songket, sarung, batik dan pakaian yang dirajut.

5. Gelang dan Aksesoris Lain

Gelang disini menjadi properti yang dipakai oleh penari sebagai aksesoris tambahan. Biasanya properti ini akan dipakai penari pada bagian pergelangan tangan, baik kanan ataupun kiri.

Pada umumnya aksesoris gelang yang digunakan dalam tarian ini terbuat dari bahan logam. Bukan hanya gelang saja, para penari juga akan menggunakan anting dan kalung yang berfungsi membuat penari terlihat lebih cantik dan elegan.

6. Lidah Tari

Properti lidah tari buyung menjadi bagian yang tidak boleh terlupakan ketika pertunjukan. Lidah ini berguna untuk membuat penampilan penari lebih indah dan cantik.

7. Ikat Pinggang

Ikat pinggang dalam tarian buyung berguna untuk mengeratkan pakaian bagian bawah. Biasanya warna ikat pinggang yang digunakan cukup beragam, namun lebih disesuaikan dengan warna kostumnya.

8. Selendang

Properti selendang dalam tarian buyung berupa kain panjang yang dikalungkan pada bagian leher penari. Tak jauh berbeda dengan ikat pinggang, pemilihan warna selendang ini juga diselaraskan dengan kostum penari.

Fungsi selendang disini adalah untuk mendukung gerakan tarian supaya tercipta gerakan yang indah dan enak dipandang.

9. Samping

Samping adalah salah satu properti wajib dalam tarian ini selain buyung. Properti samping ini berbentuk untaian panjang yang berguna sebagai tempat menempelnya kembang melok.

10. Sobrah (Rambut Palsu)

Properti ini akan digunakan di bagian kepala penari yang berupa rambut palsu. Selain buyung, sobrah inilah yang menjadi ciri khas pada pertunjukan tari buyung Kuningan.

Biasanya pada bagian sobrah akan ada rawis yang dibuat dari benang wol diuntai panjang, lalu diselipkan di bagian sisi kanan dan kiri.

Baca Juga Tari Legong Bali

Keunikan Tari Buyung

Keistimewaan tarian buyung

Terlepas dari properti yang digunakan, ternyata terdapat keunikan di dalam tarian buyung. Keistimewaan atau keunikan tari buyung sendiri terletak pada kemampuan penari yang menari diatas kendil sembari menjunjung buyung.

Pola Lantai Tari Buyung

Bentuk pola lantai dalam tarian buyung

Pola lantai tari buyung mempunyai makna yang sangat dalam, yakni setiap petani di daerah Sunda adalah masyarakat yang religius. Mereka juga akan  berpegang teguh pada syariat agama yang telah diajarkan.

Masyarakat Sunda Meyakini bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta isinya dan sumber dari segala kehidupan. Sementara manusia hanyalah makhluk hidup ciptaannya yang menduduki bumi, sebagai makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan lainnya.

Ada 5 jenis bentuk formasi atau pola lantai tari buyung, antara lain:

  1. Bale bandung.
  2. Nugu telu.
  3. Jala Sutra.
  4. Medang kamulan.
  5. Nyakra bumi.

Sedangkan pola lantai yang digunakan dalam tari buyung adalah pola lantai horizontal. Misalnya, bisa dilihat ketika penari melakukan formasi nyakra bumi, yakni gerakan penari yang berbaris lurus ke depan membentuk pola garis lurus.

Baca Juga Tari Randai Minangkabau

Kesimpulan

Mungkin hanya itu sedikit penjelasan yang dapat saya berikan untuk Anda tentang sejarah, fungsi, makna dan keunikan dari tari buyung Kuningan ini. Semua gerakan dan properti yang ada di dalam tari buyung ternyata memiliki makna filosofi yang mendalam.

Semoga dengan adanya penjelasan ini dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda dalam bidang budaya Indonesia, khususnya Jawa Barat.

Tinggalkan komentar