Motif Batik Mega Mendung

Riverspace.org – Motif batik mega mendung merupakan salah satu karya kerajinan tradisional yang identik atau bahkan sudah menjadi ciri khas dan ikon batik daerah Cirebon. Mega mendung ini menjadi motif batik yang tidak ditemukan di berbagai daerah penghasil batik lainnya.

Batik mega mendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas hingga lingkup kancah mancanegara. Sebagai salah satu bukti keterkenalannya, motif mega mendung pernah dijadikan cover dalam sebuah buku batik terbitan luar negeri.

Ciri khas dari batik mega mendung bukan hanya terlihat dari bentuk motifnya saja berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas. Namun terdapat juga nilai filosofi yang terkandung di dalam motif mega mendung.

Pada dasarnya filosofi yang termuat di dalamnya mencakup sejarah lahirnya semua motif yang ada di daerah Cirebon. Nah, semakin menarik bukan jika membahas kerajinan tradisional ini? Langsung saja simak penjelasan dibawah ini.

Contents

Pengertian Batik Mega Mendung

Gambar batik mega mendung

Batik mega mendung merupakan salah satu motif batik yang berasal dari Cirebon dengan motif yang khas daerah Cirebon berupa awan. Motif batik mega mendung juga sudah menjadi ikon bagi karya seni kota Cirebon mengandung ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah pengrajin batik lainnya.

Kain yang digunakan pada batik mega mendung sudah sejak lama dan turun temurun diproduksi oleh masyarakat Cirebon. Bahkan tidak terkenal di kalangan pecinta batik Indonesia saja.

Motif mega mendung juga mendapatkan apresiasi baik dari masyarakat luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya motif batik mega mendung untuk cover buku yang membahas tentang batik yang berjudul “Batik Design” karya Pepin Van Roojen warga kebangsaan Belanda.

Selain menjadi bangga bahwa batik mega mendung memperoleh apresiasi yang baik di dalam dan luar negeri, kita sebagai generasi penerus juga harus mengetahui tentang pengertian, sejarah, filosofi seputar batik ini.

Asal Usul Batik Mega Mendung

Gambar awal mula munculnya mega mendung

Sebenarnya ada banyak sekali tentang batik mega mendung dari segi sejarah dan filosofi yang tertuang diatas kain. Ada yang berpendapat bahwa motif mega mendung merupakan hasil dari pengaruh warga pendatang dari negeri China.

Pada zaman dulu mereka singgah di Pelabuhan Muara Jati, Cirebon dan dianggap membawa paham Taoisme dimana bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas, bebas dan memiliki makna transendental (Ketuhanan).

Namun ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa motif mega mendung diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literatur. Pandapat ini mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon.

Ada catatan yang sangat jelas mengungkapkan bahwa Sunan Gunung Jati menikah dengan Ratu Oeng Tien dari negara China. Berbagai macam benda seni yang dibawah dari China diantaranya seperti keramik, piring, kain yang berhias bentuk awan.

Bentuk awan pada kepercayaan masyarakat China dulunya melambangkan dunia atas, bilamana diambil dari paham Taoisme. Maka dengan demikian, motif mega mendung bisa diartikan sebagai gambaran dunia luas, bebas dan memiliki makna transendental (Ketuhanan).

Sedangkan konsep tentang awan juga ada pada dunia kesenirupaan Islam sekitar abad ke-16 yang dipakai oleh kaum sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.

Pelajari Juga! Motif Batik Jawa Timur

Sejarah Motif Mega Mendung

Gambar batik mega mendung biru hitam

Catatan sejarah tentang munculnya motif mega mendung sendiri didasarkan dari buku dan tulisan literatur yang ada. Sebagian besarnya pasti mengarah kepada sejarah kedatangan bangsa China  ke daerah Cirebon.

Hal ini sudah menjadi bagian yang tidak mengherankan lagi, sebab Pelabuhan Muara Jati di Cirebon adalah tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri.

Seperti yang sedikit saya jelaskan diatas bahwa Sunan Gunung Jati yang melakukan dakwah agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16 menikah dengan Ratu Oeng Tien dari China. Para rombongan dari China tersebut membawa beberapa benda seni seperti yang saya jelaskan sebelumnya.

Pernikahan antara Sunan Gunung Jati dengan Ratu Oeng Tien seperti menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke Keraton Cirebon. Para pengrajin batik keraton kemudian menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam motif batik yang mereka buat.

Akan tetapi, penuangan tersebut menggunakan sentuhan dan ciri khas dari Cirebon. Oleh karena itu terdapat perbedaan antara motif mega mendung China dan motif mega mendung dari Cirebon.

Misalnya, pada motif mega mendung China, garis berupa bulatan atau lingkaran, sementara pada motif Cirebon garis awan cenderung lonjong, lancip dan segitiga.

Sejarah batik di Cirebon juga banyak yang mengaitkan dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kegiatan membatik pada awal mulanya hanya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut.

Para pengikut kelompok tarekat ini banyak bertempat tinggal di Desa Trusmi dan sekitarnya. Desa Trusmi sendiri letaknya kurang lebih 4 km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke Bandung. Oleh sebab itu, hingga sekarang ini batik Cirebon sangat identik dengan batik Trusmi.

Filosofi Motif Batik Mega Mendung

Gambar makna dari batik mega mendung yang Indah

Motif batik yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Begitupun bagi para pecinta batik di luar negeri yang mengagumi kerajinan batik Indonesia.

Seperti yang sedikit saya jelaskan diatas bahwa motif mega mendung pada awalnya dipengaruhi oleh orang China yang datang ke Indonesia. Lebih tepatnya ketika Sunan Gunung Jati melakukan pernikahan dengan putri China bernama Oeng Tien.

Dalam hal ini, bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan memiliki makna transendental (Ketuhanan).

Terdapat sebuah pernyataan bahwa batik motif mega mendung adalah salah satu hasil karya yang sangat luhur dan penuh makna. Sehingga membuat pengguna motif mega mendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya.

Pernyataan ini dibuat bukan bermaksud untuk membatasi bagaimana motif mega mendung diproduksi. Akan tetapi lebih kepada ketidak setujuan pemakaian motif mega mendung untuk barang-barang yang sebenarnya kurang penting, seperti pelapis sandal hotel.

Unsur Motif Mega Mendung

Gambar motif mega mendung dipadukan dengan hewan

Motif batik mega mendung pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah yang menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis. Sebab di dalam proses pembuatannya terdapat campur tangan laki-laki dari anggota tarekat yang menjadi awal perintis batik ini.

Unsur warna biru dan merah tua disini menggambarkan psikologi masyarakat pesisiran yang lugas, terbuka dan egaliter. Selain itu, warna biru juga disebut-sebut sebagai lambang warna langit yang luas, bersahabat, tenang dan melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan.

Sedangkan untuk warna biru yang sering digunakan motif mega mendung mulai dari biru muda hingga warna biru tua. Biru muda disini memiliki makna cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberikan kehidupan.

Dalam masa perkembangannya, motif batik mega mendung mengalami banyak sekali variasi dan modifikasi sesuai permintaan pasar. Batik mega mendung biasanya akan dikombinasikan dengan motif hewan, bunga atau motif lain.

Pada dasarnya, penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pengrajin batik tradisional sejak dulu. Namun perkembangannya menjadi cepat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana.

Selain dari segi motif, warna motif megamendung yang pada awalnya biru dan merah, sekarang ini sudah berkembang menjadi berbagai macam warna. Saat ini ada motif mega mendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.

Pelajari Juga! Motif Batik Cirebon

Proses Produksi Batik Mega Mendung

Gambar proses produksi mega mendung

Proses pembuatan batik mega mendung dulunya hanya dikerjakan secara canting tulis dan batik cap saja. Dengan adanya pertimbangan ekonomis produksi secara besar-besaran, maka proses produksi dilakukan dengan cara di sablon (printing).

Meskipun kain bermotif mega mendung diproduksi menggunakan proses seperti ini, sebenarnya tidak bisa disebut dengan batik.

Wujud batik mega mendung yang dulunya hanya dikenal dalam bentuk kain batik, sekarang ini bisa ditemukan dalam berbagai jenis barang. Misalnya, seperti hiasan dinding lukisan kaca, produk-produk interior seperti lukisan kayu ataupun produk-produk peralatan rumah tangga seperti sarung bantal, sprei dan lain-lain.

Nilai-Nilai Dasar dalam Batik Mega Mendung

Gambar nilai pada kain batik mega mendung

Berbagai nilai dasar yang tertanam pada motif batik mega mendung didekati dengan acara sebagai berikut:

1. Nilai Penampilan (Apparance)

Nilai penampilan atau wujud disini akan melahirkan benda seni yang terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Maksudnya adalah nilai bentuk yang dapat dilihat secara visual merupakan motif mega mendung dalam sebuah karya yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera.

Sedangkan nilai struktur merupakan hasil dari bentuk-bentuk yang disusun sedemikian rupa berdasarkan nilai esensial. Untuk bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis yang disusun beraturan dan tidak terputus atau saling bertemu.

2, Nilai Isi (Content)

Di dalam batik mega mendung dapat dilihat garis lengkung yang beraturan secara terstruktur dari bentuk lengkung yang paling dalam (mengecil). Kemudian akan melebar keluar (membesar) menunjukan gerak yang teratur dan harmonis.

Bisa juga dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini mengandung pesan moral di dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun).

Kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali ke dalam penyatuan diri setelah melewati pasang surut, pada akhirnya kembali ke asalnya (Sunnatullah).

Oleh karena itu, bisa dilihat bentuk mega mendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil, namun tidak boleh terputus.

Terlepas dari makna filosofi bahwa Mega mendung sebagai lambang kehidupan manusia secara utuh sehingga bentuknya harus menyatu.

Jika dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan bahwa bentuk garis lengkung mega mendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya supaya ketika pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) akan lebih mudah.

Jika dicermati lagi, maka akan kita dapatkan bahwa motif batik mega mendung banyak sekali variasinya. Terdapat bentuk lancip pada ujungnya dan ada juga yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya.

Selain itu, ada juga yang mempunyai lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Maka bagi para pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi mega mendung akan mengalami kesulitan.

Sebenarnya yang harus diperhatikan lagi adalah motif mega mendung itu sendiri yang hampir mirip dengan motif Wadasan, meskipun terdapat cara untuk melakukannya dengan benar. Pada dasarnya, nilai isi dalam hal ini bisa terdiri dari:

  1. Nilai pengetahuan (kognisi).
  2. Nilai rasa.
  3. Intuisi atau bawah sadar manusia.
  4. Nilai gagasan.
  5. Nilai pesan atau nilai kehidupan (moral, sosial, religi dan lain-lain).

3. Nilai Pengungkapan (Presentation)

Maksud dari nilai pengungkapan (presentation) adalah yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Rasa ungkapan yang ditampilkan oleh pembuatnya berupa proses batik yang begitu indah dengan cara manual.

Cara membatik yang dilakukan adalah memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati.Oleh karena itu, lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar.

Perpaduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna akan membuat terpukau bagi siapa saja yang melihatnya. Ragam warna biru yang kita kenal dengan memiliki makna warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang.

Selain itu, ada juga yang mengartikan bahwa biru memiliki lambang kesuburan sehingga warna motif batik mega mendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah.

Sekarang ini perkembangan dunia batik yang semakin berkembang, ditambah dengan permintaan batik yang demikian beragam, mempengaruhi motif-motif mega mendung banyak dimodifikasi dengan pendekatan berbagai macam.

Pelajari Juga! Motif Batik Solo

Keunikan Motif Batik Mega Mendung

Gambar batik mega mendung dipadukan dengan bunga-bungaan

Batik mega mendung dari Cirebon yang mendunia juga memiliki berbagai macam keunikan, antara lain sebagai berikut:

1. Memiliki Arti yang Menyenangkan

Motif batik Cirebon berupa mega mendung mempunyai arti yang unik bagi setiap pemakainya. Batik berupa kata mega merupakan penggambaran dari awan yang megah dan besar, sehingga pemakainya akan terlihat berwibawa.

Sementara untuk kata mendung sendiri mempunyai arti tenang dan meneduhkan. Oleh sebab itu, masyarakat Cirebon percaya bahwa filosofi yang terkandung di dalamnya berupa pengguna batik mega mendung akan nampak megah, berwibawa, namun tetap teduh dan kalem.

2. Terinspirasi dari Langit Mendung

Batik mega mendung pada awal mulanya dibuat oleh seseorang leluhur dari Cirebon yang melihat sebuah awan besar ketika mendung sebelum hujan. Pada saat itu, beliau mendapatkan inspirasi untuk dijelaskan atau digambarkan ke dalam sebuah kain untuk batik.

Selain itu, ada juga kisah lain yang mengatakan bahwa batik mega mendung awalnya dibawa oleh istri Sunan Gunung Jati berdarah Tionghoa bernama Oeng Tien.

3. Selalu Mempunyai 9 Komposisi Warna

Unsur warna batik mega mendung juga mempunyai ciri khas yang selalu digunakan dari dulu hingga sekarang sebagai pakem atau patron warna.

Mega mendung mempunyai 2 dasar warna  yang menjadi pondasi utama, yakni merah dan biru. Pakem warna ini selalu digradasikan dengan  7 warna tambahan seperti kuning, hijau, putih,  coklat, orange, dan ungu.

Akan tetapi pada masa perkembangannya, motif mega mendung juga kian berubah dan menyesuaikan dengan selera.

4. Memiliki Konsep Ketuhanan dan Langit

Batik mega mendung juga mengandung makna Ketuhanan (Transendental). Konsep ini timbul berdasarkan wujud dalam motif awan yang besar.

Sedangkan paham Taoisme  menganggap bahwa konsep awan mempunyai makna kebebasan yang tanpa ada batasan. Biasanya akan terwujud dalam jarak awan yang berjauhan di dalam setiap motifnya.

Untuk warna biru juga disebut-sebut menggambarkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang dan melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan.

Pada umumnya, warna biru yang dipakai mulai dari bur muda hingga biru tua. Penggambaran dari warna biru muda adalah cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan manusia.

Akhir Kata

Mungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan untuk Anda tentang motif batik mega mendung secara garis besarnya. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda dalam mengenal budaya Indonesia.

Tinggalkan komentar