Daur Hidup Jangkrik

Riverspace.org – Jangkrik pada dasarnya termasuk jenis serangga yang mengalami daur hidup secara metamorfosis tidak sempurna. Kok bisa dikatakan begitu, kenapa kira-kira?

Alasannya sangat mudah sih, sebab daur hidup jangkrik terdiri dari tiga fase saja, yakni fase telur jangkrik, nimfa (pradewasa) dan imago atau jangkrik dewasa.

Nah, biasanya untuk siklus hidup jangkrik betina bisa mencapai 3 bulanan lebih, sementara jangkrik jantan memiliki umur hidup lebih pendek kurang dari 3 bulanan.

Biar Anda tidak semakin penasaran, yuk kepoin aja penjelasan dibawah ini yak.

Contents

Sekilas Tentang Jangkrik

Ilustrasi hewan jangkrik

Dilansir dari wikipedia, jangkrik merupakan serangga yang masih ada hubungan dekat dengan belalang atau satu keluarga. Bentuk fisik antara kedua hewan ini juga memiliki banyak kesamaan, yakni tubuh yang rata dan antena panjang.

Jangkrik sendiri terkenal dengan suaranya ketika di malam atau sore hari dengan suara cengkrik jantan. Hal ini dilakukan jangkrik jantan sebagai penarik perhatian jangkrik betina dan menolak jantan lain untuk datang atau menganggu.

Bunyi suara cengkrikan yang dikeluarkan oleh jangkrik jantan akan semakin keras dengan naiknya suhu disekitar lingkungan tempatnya.

Berdasarkan catatan yang ada, di dunia ini kurang lebih sudah diketahui 900 spesies jangkrik yang salah satunya adalah gangsir. Jangkrik juga banyak diternak oleh sebagian orang sebab memiliki manfaat dan bisa dijual, salah satunya sebagai pakan burung.

Bahkan, kandungan nutrisi yang ada pada jangkrik juga sangat bermanfaat bagi burung peliharaan. Khususnya burung yang mempunyai warna dan suara yang indah akan sangat baik jika diberikan makan jangkrik ini.

Pelajari Juga Yuk! Daur Hidup Nyamuk

Tahapan Daur Hidup Jangkrik

Gambar fase daur hidup jangkrik

Seperti yang sudah sedikit saya singgung diatas bahwa di dalam siklus daur hidup jangkrik tidak melalui fase pupa. Oleh karena itu, hanya melalui 3 tahapan saja di dalam daur hidupnya, yakni telur, nimfa dan jangkrik dewasa atau imago.

Namun ada juga sebagian ilmuwan biologi yang berpendapat antara fase nimfa dan jangkrik dewasa terdapat perantara atau fase remaja. Biasanya fase ini ditandai dengan mulai tumbuhnya sayap, namun masih belum sempurna.

Nah, untuk penjelasan lebih lengkapnya sudah saya jabarkan dibawah ini ya, silahkan simak saja.

1. Fase Telur

Daur hidup jangkrik akan diawali dari perkawinan antara jangkrik jantan dan betina yang menghasilkan telur. Telur jangkrik biasanya berbentuk lonjong mirip layaknya ulat, berwarna kuning muda bening dengan panjang sekitar 3 mm.

Biasanya di salah satu ujung telurnya ada tonjolan yang biasa disebut dengan operculum. Nah, operculum ini adalah celah yang dipakai nifma untuk keluar dari telur, namun nimfa tidak bisa keluar dari bagian telur lainnya sebab kulit telurnya yang sangat kuat.

Ketika baru saja diletakkan oleh induknya, telur akan berwarna kuning muda yang cerah. Kemudian telur warnanya akan berubah menjadi semakin tua, ketika sudah waktunya menetas, maka di bagian telur akan nampak garis-garis berwarna abu-abu.

Pada saat mereka berada di habitat alaminya, jangkrik akan bertelur pada tanah atau pasir, sementara dipeternakan mereka akan menggunakan media kapas ataupun kain. Telur-telurnya akan diletakkan dibawah media dengan kedalaman sekitar 5-15 mm menggunakan ovpositrornya dan ditaruh secara berkelompok dengan jumlah sekitar 4-120 hari.

Dalam kurun waktu 13 hingga 25 hari setelah diletakkan di dalam tanah, telur mereka akan menetas.

Pelajari Juga Yuk! Daur Hidup Kadal

2. Fase Nimfa

Setelah mereka melewati fase telur, maka siklus daur hidup jangkrik akan berlanjut ke tahap nimfa yang keluar dari telur. Bentuk mereka pada fase ini tidak berbeda jauh dengan ketika sudah menjadi dewasa.

Nimfa jangkrik yang baru keluar biasanya akan memakan sisa-sisa cairan yang terdapat di dalam cangkang telurnya. Jika cairannya sudah habis, maka nimfa akan pergi berpencar untuk mencari makanan.

Selain itu, fase nimfa ini adalah masa yang paling rawan di dalam daur hidup jangkrik. Sebab gerakan mereka yang masih lamban dan belum mempunyai eksoskeleton di bagian luar tubuhnya.

Pada masa pertumbuhannya, jangkrik ketika fase nimfa ini akan mengalami beberapa kali pergantian kulit untuk menuju dewasa. Tujuan dari pergantian kulit ini adalah sebab bagian luar tubuh jangkrik yang terdiri dari eksoskeleton keras tidak bisa berkembang.

Oleh karena itu, supaya tubuh jangkrik bisa berkembang, maka mereka harus melepaskan tubuh bagian dalamnya keluar dari eksoskeleton.

Biasanya proses pergantian kulit jangkrik ini akan berlangsung sangat cepat, kurang lebih hanya 15 menit saja. Mereka akan mengontraksi otot-otot yang berada di dalam tubuhnya supaya bisa melepaskan eksoskeletonnya.

Jangkrik yang sudah berhasil melepaskan eksoskeletonnya ini akan memiliki warna putih coklat. Mereka tidak membutuhkan waktu lama, sekitar 10 menit eksoskeleton akan tumbuh dan membuat tubuhnya kembali berwarna seperti biasanya.

Secara mudahnya, proses pergantian kulit pada jangkrik disebabkan oleh eksoskeleton yang dipunyai tidak terlalu keras dan tebal. Hal ini sangat berbeda dengan jenis serangga lainnya yang mempunyai eksoskeleton yang keras dan tebal, dimana proses pergantian kulitnya bisa berlangsung sangat lama.

Ketika jangkrik melakukan pergantian kulit keempat, ovipositor pada jangkrik betina sudah mulai terlihat serta sayapnya mulai berkembang di bagian thoraksnya. Umumnya hal ini terjadi pada jangkrik antara 21 hingga 25 hari.

Nah, saat jangkrik mengalami pergantian kulit yang kelima, barulah sayap jantan akan tumbuh secara sempurna. Jeda antara pergantian kulit ke 5 hingga 5 inilah yang biasanya disebut sebagai fase remaja, dimana sayap mereka sudah mulai tumbuh namun belum sempurna.

3. Fase Jangkrik Dewasa

Setelah fase nimfa sudah terlewati, maka daur hidup jangkrik akan berlanjut pada tahap akhir berupa jangkrik dewasa. Umumnya jika mereka sudah menjadi dewasa selama 7 hingga 15 hari, maka jangkrik sudah bisa melakukan kegiatan reproduksi.

Untuk masa reproduksinya sendiri akan berlangsung ketika serangga ini sudah berumur 45-60 hari. Ketika masa reproduksi, biasanya mereka akan lebih agresif dan bersikap kanibal.

Meskipun ada makanan yang banyak, namun mereka akan tetap saling membunuh satu sama lain.

Indukan jantan akan mati ketika sudah melakukan perkawinan, mereka biasanya akan dimakan oleh sang betina. Sementara indukan akan bertelur ketika sudah 1014 hari dari masa perkawinan.

Pada saat sudah bertelur, maka tidak berselang lama indukan betina juga akan mati. Kemudian telur mereka akan menetas dalam kurun waktu sekitar 13-25 hari sehingga daur hidup jangkrik akan terulang kembali dilanjutkan oleh keturunannya.

Nah, ada satu hal menarik nih dari jangkrik, bagi jangkrik betina yang tidak mendapatkan pasangan, ia akan tetap bisa bertelur tanpa adanya perkawinan. Biasanya telur ini bersifat steril sehingga tidak bisa menetas menjadi individu baru.

Pelajari Juga Yuk! Daur Hidup Aurelia Aurita

Akhir Kata

Nah bagaimana, apakah masih kurang jelas penjelasan yang saya berikan diatas? Namun saya rasa sih sudah sangat lengkap dan mudah sekali untuk dipahami tentang semua proses daur hidup dari jangkrik. Semoga dengan adanya artikel yang saya tulis dalam blog ini bisa membantu dan menambah pengetahuan Anda.

Tinggalkan komentar