Cerita Lutung Kasarung

Riverspace.org – Siapa sih yang tidak pernah mendengar ketika kecil tentang cerita Lutung Kasarung dan Putri Purbasari, tentunya pernah kan? Cerita rakyat ini berasal dari daerah Jawa Barat, tepatnya di daerah Sunda.

Cerita ini mengisahkan perjalanan Pangeran Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke bumi dalam wujud seekor lutung yang buruk rupa. Lutung Kasarung sendiri memiliki arti Lutung (sejenis monyet) yang tersesat.

Ketika di bumi Lutung Kasarung bertemu dengan Putri Purbasari dari Kerajaan Pasir Batang. Ia sedang diasingkan ke tengah hutan dan juga buruk rupa sebab terkenal sihir dari saudaranya Purbararang.

Bagaimankah kelanjutan ceritanya? Yuk simak saja dibawah ini, pasti menarik kok.

Contents

Awal Cerita Lutung Kasarung

Gambar dongeng Lutung dan Purbasari

Pada zaman dahulu, dikisahkan ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pasir Batang di daerah Jawa Barat sekarang. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Prabu Tapa Agung.

Sang raja yang bijaksana dan permaisuri mempunyai tujuh orang putri yakni, Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, Purbaleuih dan putri bungsu bernama Purbasari.

Putri sulung Prabu Tapa Agung yakni Purbararang mempunyai kebiasaan buruk, kasar, sombong, kejam dan sering iri pada siapa saja.

Oleh sebab itu, penghuni istana dan juga rakyat Pasir Batang tidak suka kepada Purbararang.

Ayahnya sendiri pun sering menegur Purbararang supaya merubah sifat buruknya itu. Namun Purbararang tidak pernah mendengarkan perkataan ayahnya tersebut.

Selain itu, sangat berbeda dengan si sulung, putri bungsu Purbasari mempunyai sifat baik, ramah, rendah hati, lembut, dan sangat suka menolong tanpa pandang bulu.

Sehingga membuat Prabu Tapa Agung sangat sayang kepada si bungsu Purbasari. Hal inilah yang membuat Purbararang sangat iri dengan Purbasari.

Purbasari Menggantikan Ayahnya Memimpin Kerajaan

Cerita Purbasai menjadi Ratu Kerajaan

Setelah sekian lama memimpin kerajaan, maka sudah tiba saatnya bagi Prabu Tapa Agung untuk memikirkan penggantinya. Ia kemudian memutuskan untuk menjadikan si bungsi Purbasari sebagai penggantinya di Kerajaan Pasir Batang.

Prabu Tapa Agung tidak mau menyerahkan tampuk kekuasaan kepada putri sulungnya Purbararang. Sebab ia tau bahwa Purbararang memiliki sifat buruk dan dianggap tidak pantas memimpin kerajaan.

Sang Prabu sangat khawatir apabila Purbararang memimpin, maka kedamaian hidup rakyat Pasir Batang akan rusak. Sebab sang prabu sangat mengenal seluruh sifat dari putrinya dan juga seluruh pembesar kerajaan untuk menyerahkan tahta Kerajaan Pasir Batang kepada Purbasari.

Prabu Tapa Agung kemudian berniat untuk meninggalkan istana Kerajaan Pasir Batang untuk memulai kehidupan baru sebagai petapa.

“Wahai putri-putriku, seperti yang kalian ketahui, ayahanda sekarang sudah berusia lanjut. Ayahanda sudah tidak sanggup lagu untuk mengurus Kerajaan Pasir Batang. Tiba saatnya untuk melepaskan tahta kerajaan pada salah satu dari kalian”.

“Ayahanda sangat mencintai kalian semua, namun ayah pikir hanya ada satu orang yang layak menjadi raja di Kerajaan Pasir Batang dan orang itu adalah Purbasari. Ayahanda berharap semua pihak bisa menerima keputusan ini, maka selanjutnya ayah akan meninggalkan istana untuk memulai kehidupan baru” Ujar Prabu Tapa Agung.

Namun Purbararang yang mendengar ucapan dari ayahnya tersebut menjadi sangat marah, sebab memberikan tahtanya kepada Purbasari.

Sifat buruknya mulai muncul! “Benar-benar keterlaluan! Aku ini adalah anak sulung, seharusnya aku yang menerima tahta Kerajaan Pasir Batang! Benar-benar sangat keterlaluan!” Ujar Purbararang.

Baca Juga Yuk! Cerita Rakyat Bahasa Jawa

Purbararang Menemui Nenek Sihir

Purbararang bertemu nenek sihir

Sesudah pelantikan Purbasari menjadi Ratu Kerajaan Pasit Batang, maka Purbararang menghubungi tunangannya yakni Indrajaya.

Keduanya lalu pergi meminta bantuan kepada nenek sihir jahat untuk mencelakai Purbasari. Pada saat bertemu nenek sihir tersebut, maka mereka menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya.

“Nek berikan kami mantra yang bisa mencelakai Purbasari supaya tahta Kerajaan Pasir Batang jatuh ke tanganku. Aku ini putri tertua, jadi aku lebih berhak mendapatkannya, apapun yang nenek minta akan saya berikan” Ujar Purbararang pada nenek sihir.

Nenek sihir jahat lalu memberikan bubuk hitam pada mereka berdua. Nenek tersebut berpesan supaya mereka berdua menyemburkan bubuk hitam tersebut ke seluruh tubuh Purbasari.

“Tuan Putri, taburkanlah bubuk hitam ini ke seluruh bagian tubuh Putri Purbasari. Maka tidak lama lagi tahta Kerajaan Batang akan menjadi milik Tuan Putri” Ujar nenek sihir jahat kepada Purbararang.

Ketika tiba di kerajaan, mereka berdua segera mencari kesempatan untuk menyemburkan bubuk hitam kepada Purbasari.

Setelah berhasil menyemburkan bubuk hitam, seketika itu di seluruh tubuh Purbasari termasuk wajahnya muncul bercak-bercak hitam sangat mengerikan. Oleh karena itu, seisi kerajaan tidak ada satupun yang mengetahui pelakunya adalah Purbararang.

“Oh Dewata, kenapa tubuhku muncul bercak-bercak hitam seperti ini, apa dosa hamba?” Renungan Purbasari sembari menangis.

Purbasari Diasingkan

Ilustrasi Purbasari diasingkan

Cerita Lutung Kasarung berlanjut dengan Purbararang yang mengatakan bahwa Purbasari sudah dikutuk hingga mempunyai penyakit mengerikan sebab tidak pantas menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang.

Oleh karena itu, Purbasari segera di copot jabatannya sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang. Akhirnya Purbararang mengambil tahta Kerajaan Pasir Batang.

Ia segera memerintahkan Uwak Batara Lengser dan para prajurit kerajaan untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Disini Purbararang berasalan supaya penyakitnya tidak menular kepada orang lain.

Sedangkan Uwak Batara Lengser selaku penasehat kerajaan, bawalah Purbasari ke tengah hutan supaya tidak menular ke orang lain” Begitulah Purbararang sang penguasa baru Kerajaan Pasir Batang.

“Baik Ratu, Hamba akan melaksanakannya” Jawab Uwak Batara Lengser.

Pangeran Guruminda Turun ke Bumi Menjadi Lutung

Pangeran Guruminda menyamar

Cerita Lutung Kasarung dan Purbasari berlanjut dengan di Kahyangan sedang terjadi kehebohan. Hal itu disebabkan oleh Pangeran Guruminda tidak ingin menikahi bidadari Kahyangan seperti yang diminta ibunya, Sunan Ambu.

Ia hanya bersedia menikahi gadis yang memiliki kecantikan seperti ibunya. Sunan Ambu memang mempunyai kecantikan yang sangat luar biasa.

“Ibu Bidadari Kahyangan tidak ada yang secantik ibu, aku tidak mau menikah dengan bidadari Kahyangan. Aku hanya mau menikahi wanita yang memiliki kecantikan sama seperti ibu” Ujar Pangeran Guruminda.

Sunan Ambu kemudian menjelaskan bahwa wanita secantik dirinya hanya ada di dunia manusia. Apabila Pangeran Guruminda masih memaksa ingin menikahi wanita secantik dirinya, maka syaratnya adalah pangeran harus mau turun ke dunia manusia.

Namun disini ia harus menyamar atau menjelma menjadi seekor lutung.

“Guruminda anakku, wanita yang mempunyai kecantikan seperti ibu hanya ada di dunia manusia. Maka engkau harus mau turun ke bumi menjadi seekor lutung.

Di dalam dunia manusia, namamu akan menjadi Lutung Kasarung. Apakah engkau sanggup menjalaninya?” Tanya Sunan Ambu kepada Pangeran Guruminda.

“Aku bersedia Ibu, yang penting aku bisa menikah dengan wanita idamanku” Ujar Pangeran Guruminda yang bersedia menjadi seekor lutung sebab penasaran ingin tahu siapakah gerangan gadis di dunia manusia yang mempunyai kecantikan seperti ibunya.

Setelah ia berubah menjadi seekor lutung, Pangeran Guruminda kemudian pergi melompat ke dunia manusia.

Dalam waktu yang sangat singkat, Lutung Kasarung diangkat sebagai pemimpin bangsa lutung.

Dari berbagai kisah yang di dengarnya, Lutung Kasarung akhirnya mengetahui bahwa Kerajaan Pasir Batang dipimpin oleh Ratu yang jahat bernama Purbararang. Ia berniat memberikan pelajaran pada ratu tersebut.

Lutung Kasarung lalu bersiasat ketika mengetahui Ratu Purbaraang hendak melakukan perburuan hewan kuran di hutan. Ia sengaja membiarkan dirinya ditangkap oleh orang suruhan Purbararang.

Singkat cerita, Lutung Kasarung akan dijadikan hewan kurban, ia tiba-tiba mengamuk sejadi-jadinya hingga mengakibatkan kerusakan dimana-mana.

Semua prajurit Kerajaan Pasir Batang gagal melumpuhkannya. Lutung Kasarung menunjukan permusuhan dengan Kerajaan Pasir Batang.

Hanya kepada Uwang Batang Lengser saja ia terlihat menaruh hormat.

Purbararang yang mengetahu Lutung Kasarung menaruh hormat pada Uwak Batang Lengser, maka ia memerintahkan untuk menangkapnya. “Uwak Batang Lengser, tangkap lutung buas itu, kemudian bawalah ke hutan tempat Purbasari tinggal” Titah Purbararang.

“Baik Ratu, Hamba laksanakan” Uwak Batang Lengser lalu berusaha menangkap Lutung Kasarung tersebut.

Ketika ia sudah berhasil menangkap Lutung Kasarung, Uwak Batang Lengser langsung membawanya ke tempat Purbasari.

Disini Purbararang berharap Lutung Kasarung yang buas tersebut bisa dimanfaatkan untuk membunuh Purbasari.

Lutung Kasarung Menjadi Sahabat Purbasari

Persahabatan Lutung Kasarung dan Purbasari

Setibanya di hutan Uwak Batara Lengser berpesan kepada Lutung Kasarung bahwa di hutan tersebut ada Purbasari, putri bungsu Prabu Tapa Agung.

“Lutung, Purbasari adalah putri yang sangat baik hati, ia seharusnya menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Namun sebab kekuatan jahat, akhirnya ia diasingkan ke hutan. Tolong jaga beliay baik-baik. Maukah engkau menjaganya hai lutung sakti?” Pinta Uwak Batara Lengser kepada lutung.

Lutung Kasarung pun menganggukkan kepalanya tanda menyetujui bahwa ia akan menjaga putri Purbasari. Sejak saat itu, Lutung Kasarung menjadi penjaga sekaligus sahabat Putri Purbasari.

Kesedihan Prubasari perlahan-lahan hilang sebab sudah memiliki sahabat yang selalu menghibur dan menjaganya. Lutung Kasarung juga selalu memenuhi kebutuhan makanan Putri Purbasari.

Ia memerintahkan para lutung bawahannya untuk mencarikan buah-buahan. Nah, seiring berjalannya waktu, rasa sayang mulai timbul diantara keduanya.

Putri Purbasari menyayangi Lutung Kasarung, begitupun sebaliknya. Tanpa disadari oleh Putri Purbasari, Lutung Kasarung memohon kepada ibunya di Kahyangan, Sunan Ambu supaya membuat Putri Purbasari sebuah taman indah dan juga tempat untuk amndi.

Sunan Ambu pun lalu mengirimkan para Pujangga Sakti dan para Bidadari untuk membuat sebuah taman. Tempat mandi Purbasari biasa disebut dengan Jamban Salaka.

Pancurannya terbuat dari emas murni, dinding dan lantainya terbuat dari batu pualam. Air untuk mandinya sendiri berasal dari telaga sangat jernih dan para bidadari juga membuatkan pakaian untuk Purbasari dari awan sangat indah.

Baca Juga Yuk! Kumpulan Cerita Misteri

Purbasari Sembuh dari Penyakitnya

Purbasari sembuh dari penyakitnya

“Terimakasih lutung, sengkau sudah membuatkan taman yang sangat indah dan tempat mandi serta pakaian indah ini untukku. Engkau memang sahabat terbaikku” Kata Purbasari kepada Lutung Kasarung.

Ketika Putri Purbasari mencoba mandi di Jamban Salaka, keanehan pun mulai terjadi. Bubuk hitam yang menempel di wajah dan tubuhnya hilang secara seketika.

Lutung Kasarung pun hingga dibuat terkesima oleh kecantikan asli Putri Purbasari yang ia anggap secantik ibunya Sunan Ambu.

“Duhai Purbasari, engkau benar-benar cantik sekali seperti ibuku” Ucap Lutung Kasarung dalam hatinya.

Hilangnya penyakit Putri Purbasari akhirnya terdengar hingga kalangan istana. Akhirnya membuat Ratu Purbararang merasa heran, bagaimana caranya penyakit di tubuh Purbasari bisa hilang.

Ia sangat khawatir sembuhnya Purbasari akan mengancam kedudukannya sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang.

“Bagaimana bisa penyakit Putri Purbasari sembuh, siapa yang bisa menyembuhkannya? Aku harus segera bertindak sebab sembuhnya penyakit Purbasari bisa mengancam tahtaku” Ujar Purbararang dalam hatinya.

“Kakanda Indrajaya, mari kita pergi lagi ke hutan tempat Purbasari untuk melihat keadaan adikku”.

Mereka berdua lalu berangkat ke tempat Purbasari untuk menemuinya.

Sesampainya disana, memang benar ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Putri Purbasari sudah sembuh. Ia sudah pulih kembali dan cantik seperti sedia kala.

Purbararang Menantang Purbasari

Purbararang menantang Purbasari

Cerita Lutung Kasarung berlanjut dengan Purbararang yang khawatir akhirnya memberikan Purbasari tantangan. Ia lalu menantang untuk beradu panjang rambut.

“Wahai Purbasari, mari kita beradu panjang rambut. Apabila rambutku lebih panjang dari rambutmu, maka kepalamu akan dipenggal oleh algojo istana” Tantang Putri Purbararang.

Singkat cerita, setelah diadu ternyata rambut Purbararang masih kalah panjang dibanding rambut Purbasari. Namun masih belum mau kalah, ia lalu mengajukan tantang kedua.

“Apabila tunanganmu lebih tampan dibanding tunanganku, maka engkau boleh mengambil tahta sebagai Ratu Kerajaan. Tapi apabila tidak, maka kepalamu akan dipenggal oleh algojo kerajaan” Ujar Putri Purbararang.

Akhirnya Purbasari dibuat kebingungan sebab diberikan tantangan tersebut, pasalnya semua orang sudah mengetahui ketampanan Indrajaya tunangan Purbararang. Sedangkan ia sendiri masih belum memiliki tunangan.

Sebab kebingungannya, ia lalu memegang tangan Lutung Kasarung sahabat dekatnya.”Lutung Kasarung, engkau selalu menjadi sahabat dan menjagaku, sudah seharusnya engkau menjadi suamiku” Ujar Purbasari.

Mendengar ucapan dari Purbasari, membuat Purbararang tertawa terbahak-bahak” Jadi Lutung Kasarung buruk rupa ini yang akan menjadi tunanganmu hai Purbasari? Ucap Purbararang sembari tertawa terbahak-bahak.

“Ya,” Purbasari menjawab singkat sembari menganggukkan kepala.

“Algojo, penggalah kepala Purbasari sekarang!” Purbararang memerintahkan algojo kerajaan untuk memenggal kepala Purbasari, sebab tunangannya hanyalah seekor lutung buruk rupa, tidak sebanding dengan ketampanan Indrajaya.

Namun Lutung Kasarung tidak tinggal diam, ia segera duduk bersila.

Tiba-tiba seketika itu, asap tebal menyelimuti tubuh Lutung Kasrung. Ketika asap tersebut hilang, Lutung Kasarung sudah berubah wujud menjadi Pangeran Guruminda yang sangat tampan melebihi Indrajaya.

Baca Juga Yuk! Cerita Cinderella

Purbasari Kembali Memimpin Kerajaan

Akhir cerita Lutung Kasarung dan Purbasari

Semua orang yang ada ditempat tersebut seketika dibuat sangat kaget sekali. Pangeran Guruminda lantas menjelaskan bahwa ia adalah Pangeran Guruminda dari Kahyangan.

Ia sengaja turun ke bumi dengan menyamar sebagai Lutung Kasarung. Ia pun mengatakan sesuai titah Prabu Tapa Agung, Ratu Kerajaan Pasir Batang yang seharusnya adalah Purbasari.

“Aku adalah Pangeran Guruminda dari Kahyangan yang turun ke bumi menyamar menjadi Lutung Kasarung. Purbasari seharusnya menjadi Ratu Kerajaan Batang sesuai perintah dari Prabu Tapa Agung. Namun Purbasri diguna-guna dan diasingkan ke tengah hutan oleh Purbararang” Tutut Lutung Kasarung.

Pada akhirnya Ratu Purbararang mengakui sudah kalah dalam taruhan tersebut. Oleh sebab itu, Ratu Purbararang harus menyerahkan tahta kerajaan pada Purbasari.

Tidak ada pilihan lain lagi untuk Purbararang selain menyerahkan tahta kerajaan pada Purbasari. Ia kemudian meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah dilakukan dan diperbuat kepada Purbasari.

“Maafkan aku adikku, kakak sangat bersalah sudah mengguna-gunamu adik” Ucap Purbararang kepada Purbasari dengan terbata-bata.

“Tidak apa-apa kok kak, aku sudah memaafkan semua kesalahan kakak. Engkau tetaplah menjadi kakakku, adik sangat menyayangimu kak.” Ratu Purbasari memaafkan semua kesalahan yang diperbuat oleh Purbararang kakak sulungnya.

Akhirnya cerita Lutung Kasarung (Pangeran Guruminda) dan Purbasari berakhir dengan pernikahan keduanya dan hidup damai. Rakyat pun hidup dengan bahagia dan sejahtera sebab dipimpin oleh ratu yang adil.

Nah, mungkin hanya itu saja yang bisa saya berikan tentang cerita Lutung Kasarung dari Jawa Barat. Semoga dengan adanya artikel yang saya tulis dalam blog ini bisa memberikan sedikit referensi untuk Anda.

Tinggalkan komentar